Halal Tour in Russia

BAHASA RUSIA

Kamis, 31 Januari 2019

Persiapan Muslim Yekaterinburg Menyambut Ramadhan


Kesiapan Muslim Yekaterinburg Menyambut Ramadhan

Rapat pembuatan Shatyer Ramadhan

Kedatangan bulan suci ramadhan tinggal menunggu hitungan hari. Umat Muslim di seluruh dunia sudah mulai disibukkan dengan persiapan penyambutan tamu agung tersebut. Tidak terkecuali dengan umat Muslim ibu kota Sverdlovskaya Oblast (Wilayah Sverdlovsk), Yekaterinburg, Russia.
Nah, bagaimana persiapan Muslim Yekaterinburg untuk menyambut ramadhan tahun ini ? Minggu (15/6), PERMIRA Yekaterinburg berhasil menemui Ruslan Hazrat Nurmametov (31), direktur  salah satu organisasi Islam di Yekaterinburg “Prosveshchenie” yang berarti pusat pendidikan.

Road to Moscow ; Dimarahi Orang gara-gara lupa salam

Masjid Tatar tidak jauh dari KBRI Moscow



Singkat cerita, di perjalanan, aku mendapat teman baik. Seorang pemuda satu tahun lebih tua diatas ku. Obrolan kami selama perjalanan bisa dibilang nyambung. Bisa aku katakan, pemuda ini tidak seperti pemuda Russia lainnya. Dia begitu sopan dan terlihat bahwa dia dari keluarga yang baik dan terdidik.
            Aku tiba di Moscow hari selasa (14/2/12) pukul 09.23 waktu setempat. Seperti ciri has ibu kota, Moscow is crowded (sumpek). Begitu turun kereta, aku bisa langsung merasakan hawa persaingan yang ada di Moscow. Di stasiun ini kita bisa menemukan porter (kurir) yang menawarkan jasa angkut barang dari kereta sampai ke luar stasiun. Selain kurir kita juga bisa menemukan calo. Namun, berbeda dengan di Indonesia, jika calo di Indonesia adalah calo tiket, maka di Moscow adalah calo registrasi tempat tinggal. Maklum, untuk meminimalisir kepadatan penduduk, setiap orang dari luar Moscow tidak boleh berada di Moscow lebih dari satu minggu, kecuali jika seseorang tadi terdaftar (mempunyai registrasi tempat tinggal atau tempat kerja dll).

Road To Moscow



Nemu masjid Tatar di Moscow

Akhirnya tiba saatnya aku harus pergi ke ibu kota Russia, Moscow. Kota impian bagi siapa saja yang sudah menginjakkan kakinya di bumi Russia, namun tidak bagi ku. Kepergian ku kali ini bukan untuk jalan – jalan, namun ada hal yang mewajibkan ku harus pergi ke Moscow. Pihak universitas menyuruh ku untuk mengganti paspor, oleh karenanya, tidak bisa tidak aku harus pergi ke kedutaan besar republic Indonesia (KBRI) dan mengganti paspor lama dengan yang baru.       Salah satu factor yang membuat ku enggan untuk pergi ke Moscow adalah lamanya perjalanan dari tempat aku tinggal. Ya! Perjalanan dari Yekaterinburg ke Moscow menggunakan kereta paling cepat ditempuh dalam waktu 26 jam.

Jejak Islam di Pegunungan Ural - 2


3. Masjid di Ufa-Shigiri
Foto bersama di depan masjid di Ufa shigiri

Tujuan kami selanjutnya adalah Desa Ufa-Shigiri. Di desa ini kami mengunjungi masjid dan madrasah Taubat.  Menurut salah satu sesepuh muslim Ufa-shigiri, Nurislam ahmadiev (57),  nenek moyang penduduk desa yang terletak di pinggiran sungai Sergi-Ufa ini adalah sekelompok orang yang melarikan diri dari Tatarstan. Setelah pendudukan kota Kazan - ibu kota Tatarstan -  pada tahun 1552 oleh tentara Russia, banyak Tatarin (sebutan etnis Tatar) yang melarikan diri sampai ke daerah ini dan mendirikan pemukiman baru. Hingga saat ini, Ufa-Sigiri dikenal sebagai desa Tatar. Sebagaimana Tatar identik dengan Muslim, desa ini pun kemudian dikenal dengan desa muslim.

Jejak Islam di Pegunungan Ural - 1

Foto bersama di masjid Pervon Uralski

 Di awal tahun 2012 ini, kami, komunitas muslim Yekaterinburg yang tergabung dalam organisasi Prosveshchenie (bahasa Indonesia; pendidikan) mengadakan agenda napak tilas budaya islam di wilayah pegunungan Ural. Melalui kegiatan ini, diharapkan umat muslim yang tinggal di sverdlovks oblast (salah satu wilayah Russia) bisa lebih mengenal satu sama lain. Selain itu, kami berharap kunjungan ini bisa memberikan dukungan moral kepada muslim yang tinggal di pedalaman.

Rabu, 30 Januari 2019

Shans - Wadah Muslimah Yekaterinburg

Shans, Wadah Muslimah Yekaterinburg.
 
Shans, wadah muslimah Yekaterinburg
Jika Nahdhatul Ulama (NU) memiliki Fatayat, Muhammadiyah memiliki Aisyiyah, maka Muslim Yekaterinburg juga mempunyai organisasi husus untuk wanita yang bernama Shans.
Alhamdulillah, akhirnya aku bisa mendapatkan kesempatan ngobrol bersama ketua klub wanita Shans, Rozaliya Ahmetova. Di kesempatan itu, aku berusaha menggali lebih dalam lagi informasi tentan apa dan bagaimana sebenarnya  jenski klub (forum wanita) Shan itu?
            Menurut keterangan dari Rozalia Ahmetova Shans dibentuk pada akhir februari 2009. Tujuan pembentukan organisasi ini antara lain adalah: sebagai sarana untuk pendidikan muslimah Yekaterinburg, forum perkenalan sesama muslimah dan sarana memperkenalkan komunitas muslimah kepada public.

Idul Fitri di Tatarstan

Suasana hari idul fitri di halaman masjid Kul Sharif

        Di seluruh wilayah Russia, 1 Syawal 1432 H secara serentak jatuh pada hari selasa (30/8/2011). Masyarakat muslim menyambut hari kemenangan ini dengan mendatangi masjid – masjid terdekat sejak pagi buta untuk melaksanakan sholat idul fitri.
            Sholat idul fitri di Tatarstan kebanyakan diselenggarakan pukul 06.15 waktu setempat. oleh karena itu, banyak jamaah sholat subuh memilih menetap di masjid untuk untuk menunggu pelaksanaan sholat ied.
Masjid Kul Sharief yang terdapat di dalam kremlin (benteng) Kazan, menjadi pilihan warga yang tinggal di wilayah ibu kota untuk melasanakan sholat Idul fitri. Lebih dari dua ribu jamaah memenuhi masjid cantik kota Kazan ini, bahkan banyak jamaah yang terpaksa sholat di halaman masjid.

Universitas Islam Rusia


Universitas Islam Russia
 
Bagian depan gedung univesitas Islam Rusia, Kazan.

Rossiski Islamski Universitet (RIU), atau Universitas Islam Russia yang berada di ibu kota negara federal Tatarstan, Kazan, merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi pertama dan terbesar diantara lembaga – lembaga pendidikan tinggi islam yang ada di Russia.
            Universitas ini dibangun pada tahun 1998 atas prakarsa sovet mufti Rossii[1], Duhovnoe upravlenie musulman[2]republik Tatarstan dan institute istorii[3] (institute ilmu sejarah) yang kemudian dikenal dengan nama Akademi Science syeikh Mardjani. Diambil dari nama seorang tokoh agamawan Tatarstan (1818 – 1889 M).

Hari Pertama Puasa di Rusia

 
Ornamen masjid Nurulloh
Pukul 22.23 adzan isya mulai dikumandangkan di masjid-masjid wilayah kazan, Tatarstan, tidak terkecuali dari menara masjid Anilare yang terletak berseberangan dengan gedung utama universitas islam Russia (Rossiski Islamski Universitet - RIU).
            Tepat ketika adzan mulai terdengar, aku melihat ke arah masjid melalui jendela kamar 422, asrama RIU.  Dari jendela kamar yang terletak di lantai tiga ini, suasana terlihat sepi, maklum, jika dilihat dari waktu, pukul 22.23 adalah waktunya istirahat setelah seharian beraktifitas.

Pemuda Tatarstan menyambut Ramadhan

Pemuda Tatarstan menyambut Ramadhan

Cuaca hari terakhir bulan sya’ban (31/7), di Tatarstan, Russia, terasa begitu bersahabat. Tidak seperti hari – hari sebelumnya. Beberapa hari sebelumnya, suhu selalu di atas 32 derajat celcius, namun hari minggu lalu suhu hanya berkisar 19 – 20 derajat celcius disertai angin sejuk. Seolah – olah cuaca ikut serta menyambut kedatangan tamu agung, bulan ramadhan, yang sudah diambang pintu.

            Persiapan fisik dan mental yang dilakukan oleh muslim di Kazan sudah terlihat matang. Sejak dua hari yang lalu imam masjid “Anilare”, Ramil Gizzatullin Anasovic (25), dibantu dengan beberapa mahasiswa Russian Islamic University (RIU) sibuk membersihkan lingkungan masjid. Shatyer Ramadhan pun sudah sempurna berdiri sekitar 20 meter disamping kiri masjid yang berada di ulitsya Gazovaya 18 (jalan gazovaya).

Tradisi sebelum puasa di Russia

Ziarah kubur ke kerabat masih menjadi tradisi di Rusia

             Libur kuliah telah tiba. Kini saatnya persiapan menyambut bulan ramadhan. Setelah melalui beberapa pertimbangan, akhirnya aku memutuskan untuk tinggal di Tatarstan selama puasa ini.
            Marhaban ya Ramadhan… kalimat itulah yang biasa diucapkan untuk mengungkapkan kegembiraan dalam menyambut bulan penuh barokah begi setiap muslimin. Dalam hadis nabi diriwayatkan bahwa sepuluh hari pertama bulan puasa ini adalah rahmat (berkah dan kasih akung), sepuluh hari kedua adalah maghfiroh (ampunan dari Allah), dan sepuluh hari terakhir adalah ‘itqun min an-nar (terbebasnya dari api neraka).

Gadis Rusia Memakai Jilbab


Sabtu (2/7) di ibu kota propinsi Sverdlovsk Oblast berlangsung sabantui[1] gabungan dari beberapa negara federasi Russia. Acara tersebut berlangsung dari pukul 11.00 siang sampai 18.00 waktu setempat di stadion olahraga Lokomotiv, jalan Srochnaya.
            Pesta rakyat ini secara resmi dibuka oleh tiga tokoh penting; gubernur Sverdlovsk Oblast (Aleksander Misharin), president republik Tatarstan (Rustam Minnihanov) dan presiden republic Bashkortostan (Rustam Hamitov).

Cerdas Cermat Agama Islam di Rusia



Salah satu kelompok dalam cerdas cermat
Tiga jamaah pengajian dari tiga masjid yang ada di kawasan Ural mengadakan perlombaan cerdas cermat persahabatan di rayon Berozovski. Ketiga jamaah pengajian tersebut berasal jamaah masjid Ramadhan (Himmas), jamaah Masjid Nur ( Baradulina), dan jamaah masjid Altin[1] (Berozovski).
            Menurut imam masjid Altin, Radifullah Hazrat, selaku tuan rumah menjelaskan, bahwa tujuan utama dari cerdas cermat ini adalah memperluas dan memperkuat silaturakhim sesama muslim di wilayah Ural.

Menyanyikan Indonesia Tanah Pusaka di Rusia


INDONESIA TANAH AIR BETA

Setelah selesai mengikuti acara di Universitas Humanitari.
Ekaterinburg – Rabu, (18/5) pusat study bahasa Ural state university mendapat undangan untuk mengikuti perlombaan lagu international dari universitas Humaniora. Ilyona Istomina – salah satu dosen pusat study bahasa, memilih group enam – group dimana aku belajar, untuk mengikuti perlombaan tersebut.
Group enam terdiri dari 15 mahasiswa. Berdasarkan asal negaranya group ini bisa dibagi menjadi 3 kelompok dengan rincian; 3 dari Indonesia, 3 dari Amerika dan sisanya dari China. Setiap kelompok diminta untuk menyanyikan sebuah lagu dengan bahasa nasional masing – masing.
Mahasiswa Indonesia ( Laila Khusdinah Ulfa, Gabriel Wahyu Titi Yoga, dan aku - Muhamad Zainun Najib) memilih lagu Indonesia pusaka untuk ditampilkan dalam perlombaan tersebut.
Perlombaan dilaksanakan di kampus utama universitas Humaniora. Di jalan Zheleznorodnikov 3, Ekaterinburg. Perlombaan tahun ini diikuti oleh 10 group music dari beberapa universitas di Ekaterinburg.

Soekarno di Mata Uzbek


Soekarno di mata Uzbek[1]
 
Makam Imam Al-Bukhori
Di belahan dunia mana pun, aku selalu berusaha merasa bangga menjadi warga negara Indonesia. Terutama sesuai identitasku sebagai seorang muslim. Jika mendengar kata Indonesia, muslim dari negara lain akan bilang, “wah, ketika di Saudi, aku bertemu banyak jamaah haji, di baju-baju mereka tertulis INDONESIA, mereka sangat ramah”. Ya, harus diakui bahwa jamaah haji Indonesia sangat mempunyai andil yang besar dalam mengenalkan Indonesia.
            Tidak lama setelah kedatangan ku ke Yekaterinburg, di acara hormat Haji, salah satu jamaah dengan bangga bercerita, kalau di Mekah dia bertemu dengan banyak sekali jamaah dari Indonesia.
            Begitu pula hari itu, ahad 24 april 2011, di acara akhir sanah madrasah Nur, Oktyabriski, ketika aku ikut membantu memasak “Plov”, masakan tradisional Uzbekistan. Aku berkenalan dengan tiga orang asal Uzbekistan, diantara mereka hanya satu yang bisa aku ingat namanya, yaitu Syuhrat Jiyanbekov, dua lainnya aku tidak bisa mengingat.

Penutupan Kegiatan Pengajian

Para peserta ujian di pengajian kami.

Minggu ketiga bulan april 2011, murid – murid madrasah “Nur” melaksanakan ujian akhir madrasah di masjid Nur, Oktyabriski, Baradullina, Sverdlovksi oblast. Ujian tersebut diselenggarakan untuk mengetahui progresifitas ilmu agama yang mereka peroleh selama tahun ajaran 2010/2011.
            Ujian akhir madrasah Nur dilaksanakan secara bertahap. Hari jum’at (22/04) untuk mereka yang sudah tahun ke empat, hari sabtu (23/04) untuk murid – murid tahun ke dua (bagi yang tinggal di desa). Dan pelaksanaan ujian terakhir hari minggu (23/04) secara khusus untuk murid – murid yang tinggal di kota, yang terbagi menjadi tiga grup.
            Materi ujian beragam. Sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan setiap minggunya, seperti fiqh, Siroh nabawiyah, hadis, dan tajwid. Ujian akhir madrasah Nur ini bukanlah ujian biasa. Panitia sengaja mendatangkan penguji dari kota lain,  seperti imam masjid Altin kota Berozovski, Radifullah Hazrat.

Perubahan Waktu dan Latihan Puasa

Bersama komunitas muslim Yekaterinburg.



Di Indonesia, masyarakat muslim tidak pernah dipusingkan oleh jadwal waktu sholat karena mereka bisa dengan mudah mengetahuinya melalui adzan yang terdengar dari setiap masjid, mushola ataupun siaran di radio atu pun TV. Bahkan tanpa harus menghafal pun dengan sendirinya akan hafal jadwal sholat tersebut.
            Bagi yang berpuasa baik sunnah ataupun wajib tidak harus bingung untuk mengetahui kapan waktu dilarangnya makan dan minum sampai datangnya waktu berbuka.
Di Indonesia, jarak antara subuh dan magrib bisa dikatakan tetap. Perubahannya tidaklah begitu banyak. Bagi masyarakat muslim yang sudah terbiasa berpuasa tidaklah begitu berat untuk menahan makan dan minum dari subuh sampai magrib.

Senin, 28 Januari 2019

Musim Semi; Jalanan Russia Kotor



Ketika Salju mencair, jalanan terlihat kotor

                           Perbedaan dengan saat musim dingin (  Desember – Februari), dimana jalanan tertutup putihnya salju. Musim semi, gunungan salju yang tertumpuk di sepanjang pinggiran jalan – jalan mulai mencair. Hal ini membuat jalanan menjadi basah, kotor dan becek.
              Sekarang, matahari pun tidak segan lagi untuk menampakkan dirinya. Pukul 06.00 waktu setempat, kita sudah bisa merasakan hangatnya matahari. Kontras dengan bulan-bulan musim dingin, matahari baru muncul setelah pukul Sembilan dan akan terbenam sebelum pukul empat.

Menyambut Musim Semi



Seorang Ibu dan anaknya sedang bermain di taman, menyambut musim semi.
Tidak seperti hari - hari di musim dingin yang terlihat sedih, hari – hari musim semi mulai terasa cerah. Orang-orang Russia mengistilahkan, bahwa musim semi adalah waktu dimana alam mulai terbangun dari tidurnya. Di musim semi inilah matahari mulai bersinar lagi. Orang-orang menganggap, sinar matahari adalah anugrah karena selama tiga bulan lalu (musim dingin) langit Russia selalu mendung tanpa matahari.
            Masyarakat pun menyambut kedatangan musim semi dengan gembira. Di saat-saat seperti inilah taman kota menjadi tempat paling favorit untuk dikunjungi.

Berartinya Menjadi Muslim Setelah di Russia

Meja yang kutata ketika aku lupa tidak membawa sajadah

            Terlahir di Indonesia, di tengah keluarga muslim, mudah mengenyam pendidikan agama, hidup di pesantren dan di lingkungan yang mayoritas penduduknya beragama islam ternyata bisa mengurangi “manisnya” iman dan islam.
            Mengapa aku bisa berkata seperti itu? Karena dengan situasi dan kondisi diatas, maka hidup sebagai seorang muslim akan terasa sangat mudah. Seseorang jika terbiasa hidup mewah dan enak, maka tidak akan tahu bagaimana nikmatnya hidup. Seperti ungkapan kuno, seseorang akan  tahu nikmat sehat setelah ia merasakan sakit.

Yekaterinburg Sholat Jum’ah dalam beku.

Jamaah yang harus solat di luar ruangan masjid

Jum’at (18/2), matahari memang bersinar terang. Namun hal itu belum mampu untuk menghangatkan suhu Yekaterinburg yang berada pada kisatan minus 25 derajat.
            Di jalan pertigaan jalan Chapaeva – Dekabirstov terlihat beberapa orang membuka pintu gerbang yang terbuat dari kayu. Ya, mereka adalah jamaah yang ingin menunaikan sholat jum’at. Tepat di pertigaan jalan Chapaeva dekabirstov terdapat masjid kecil yang masih dalam tahap rencana ingin dijadikan sebuah sabornaya mechet[1].

Mahalnya Kantong Plastik di Russia



 
Gambar Ilustrasi
            Biasanya, untuk berbelanja peralatan rumah tangga kita mengandalkan Mega, pusat perbelanjaaan yang terletak lumayan jauh dari kota. Dari asrama kami harus jalan kaki sekitar 20 menit untuk sampai ke Halte dimana kita bisa mendapatkan bis jemputan gratis yang akan mengantarkan kita sampai ke Mega.
            Perjalanan ke Mega kurang lebih 45 menitan. Meskipun terkesan jauh namun kita bisa menikmati perjalanan. Dari menikmati pemandangan hutan, atau pun sambil memperlancar bahasa dengan mendengarkan orang Russia bercakap-cakap.
            Terus terang aku belum ada keberanian untuk mengajak berbincang dengan orang Russia yang ada di bis. Sampai saat ini image orang Russia masih belum bersahabat bagi aku. Tidak seperti di Cairo, disana orang pribumi dengan familiar dan hangatnya menyambut setiap mahasiswa asing.

Kehidupan Muslim di Desa

Syukuran bersama keluarga Muslim di Tatarstan


            Sekitar 137 kilometer dari ibu kota Tatarstan, terdapat sebuah kota kecil bernama Bua (Buinsk).  Seperti lazimnya kota kecil yang lain, Bua sangatlah sepi. Transportasi di kota ini pun jarang kita temui. Jika ingin bepergian ke suatu tempat, kita bisa naik taksi atau ojek mobil.
            Di pusat kota kecil itu, terdapat tiga masjid besar. Di antaranya Masjid Nuriya, salah satu masjid tertua yang ada di kota Bua, umurnya sudah lebih dari 205 tahun. Masjid itu dibangun pada 1805 M oleh Gabdulvalib bin Gabdurrahman al-buavi. Sekarang, selain sebagai masjid dan madrasah, masjid ini juga menjadi play group.

Warisan budaya islam di Tatarstan



Masjid Tatarstan, Ikon kota Kazan
            Di tengah hujan salju yang mengguyur pada Februari 2011, Alhamdulillah, aku menemukan jejak suara Allah SWT di salah satu negara federasi Rusia bernama Tatarstan. Republik Tatarstan adalah salah satu negara federasi Rusia yang terletak 799 km di sebelah tenggara Moskow, ibu kota Rusia.
            Selain Dagestan dan negara-negara Kavkaz[1]  Tatarstan dikenal sebagai pusat kebudayaan Islam di negeri Beruang Merah. Tatarstan dihuni oleh sekitar dua juta etnis Tatar (etnis asli Tatarstan) dan sekitar satu juta etnis Rusia. Negara ini menggunakan dua bahasa, Rusia dan Tatar.
            Bahasa Tatar bisa dibilang sebagai peranakan dari bahasa Turki. Yang dalam literaturnya, kemudian banyak ditemukan kesamaan kata dengan bahasa Arab. Seperti kata Khal (dalam bahasa Arab berarti keadaan), sagadah[2] (dari bahasa arab sa'adah yang berarti kebahagiaan), waqt (waktu), serta masih banyak lagi.

Solat Subuh di Tagansky Ryad

Ruangan solat Pasar Tagansky Ryad


Pukul 06.30, langit masih gelap. Hawa dingin ditemani angin berusaha menembus celah-celah jendela kamar yang masih belum sempat aku solasi. Di radio disiarkan bahwa suhu udara hari itu minus 15 derajat. Orang Russia sangat bahagia dengan suhu tersebut karna satu minggu sebelumnya mereka ditemani oleh suhu antara minus 25 sampai minus 27 derajat celcius.
Pukul 7.30, dari jendela kamar kulihat langit masih gelap namun di jalan raya mobil sudah mulai rame pertanda orang-orang mulai berlari mengejar kehidupan.
Tiba-tiba telepon aku berdering. Satu panggilan masuk dari nomor yang tidak aku dikenal.
Assalaamu’alaikum,” salam pembuka aku ucapkan.
wa’alaikum salam, Najib kaifa Khal?”[1] sang penelepon bertanya tentang   kabar aku.
Sampai kalimat itu, suara dari seberang sana belum bisa aku kenali. Aku berpikir, mungkin kah sang penelepon adalah sahabat ku dari Mesir.
Aku mendengar dari arah seberang, terasa begitu berisik. Aku menanyakan kepada dia, dari mana dia menelepon. Dan mengapa terdengar begitu berisik. dia menjawab, dia sedang di tempat Kerja. Aku mulai bingung, siapa yang menelepon pagi-pagi begini?
“oi Najibulloh, man ga kelasiz mi?” [2] dia kembali bertanya.
Dengan satu kalimat itu aku akhirnya bisa mengenali siapa yang menelepon. Karna di Yekaterinburg baru satu orang yang memanggil aku dengan nama tersebut. Dia adalah Shukhrat, kenalanku yang berasal dari Uzbekistan.
kayerga?[3] Aku balik bertanya.
Man Taganski Ryad da[4], davai ia tebya jdu, mi namaz prochitaem zdest,    chai popiem[5] dia mengundang aku ke pasar TR.
uspeyem net? [6]  tanya ku.
Ya! di Yekaterinburg sholat shubuh untuk tanggal 25/1/11 baru bisa dilaksanakan pukul 07.40 dan matahari terbit pukul 09.00. Aku hawatir waktunya tidak cukup karena untuk ke Taganski kita aku harus jalan kaki ke halte kemudian menunggu bis, macet dll.
Alkhamdulillah, tidak lama menunggu di halte, bisnya langsung datang. Dan seperti yang khawatirkan, waktu itu adalah jam-jam kerja, transportasi macet, aku khawatir matahari akan lebih dulu muncul sebelum aku sampai ke Taganski. 
Di tengah perjalanan telpon pun berdering dari Sukhrat Aka[7] menanyakan sudah sampai di mana aku. Aku katakan padanya kalau kira-kira waktunya tidak cukup, dia bisa sholat subuh dulu. Tapi dia menjawab bahwa waktunya masih ada cukup, in sya Allah.
Tiba di pasar TR pukul 8.15, aku langsung lari menerjang kesibukan para pedagang. Diantara mereka ada yang sudah menata lapaknya dan ada yang baru saja akan memulai aktivitasnya.
Shuhrot menjemputku di depan pusat perbelanjaan Hanoi. Kami berlari berlomba dengan matahari agar bisa sampai ke musholla lebih dulu.
Kita ambil wudhu dulu, setelah itu kita sholat di musholla,”
ladno,”[8]jawab ku singkat.
Setelah wudhu selesai kita berlari lagi menuju musholla.
Aku sendiri belum tahu dimana musholla tersebut berada. Suasana gelap dan posisi kami yang berlari menyulitkan ku untuk menghafal rute cara menemukan musholla tadi.
 Dan akhirnya musholla itu kita temukan. Sebuah bangunan kotak berukuran kira-kira enam meter persegi. Untuk ke musholla itu kita harus menaiki tangga kecil yang hanya muat satu orang. Anak tangga tersebut licin karna tertutup salju. Kini aku tahu, musholla tersebut tenyata bekas gudang barang yang terletak di atas kios-kios pasar.
Aku baru bisa menyimpulkan setelah selesai sholat. Aku memperhatikan dari luar. Biasanya pedagang akan menyimpan barang pasokan dagangan diatas kios mereka. Nah, di antara gudang barang tersebut ada yang difungsikan sebagai musholla.
Shuhrot menjelaskan, sholat gelombang pertama jamaahnya pasti penuh. Setelah gelombang pertama selesai langsung gantian gelombang ke dua. Aku mendengar cerita ini menjadi terharu.

Pejuang
Setelah sholat kami minum teh bersama. Ditengah pasar. Aku merasa kembali ke masa lalu aku, dimana aku sering ikut bapak dan ibu berjualan di pasar.
Seketika saja aku merasakan kekeluargaan yang terjalin antara sesama penghuni kios yang saling berdempetan. Atau sapaan penjual kopi dan teh keliling yang ramah menawarkan kopi dan teh panasnya.
Shuhrot bercerita, bahwa rata-rata pasar buka jam 6. Namun ada yang sudah mulai beraktifitas dari jam empat pagi. Aku bisa memahami hal tersebut. Karna diwaktu kecil aku selalu ikut orang tua berjualan di pasar.
Di pasar, ada saatnya sibuk ada saatnya duduk termangu. Ada pembeli yang tidak lama menawar ada yang hanya menawar. Hari itu aku melihat semuanya. “Kalau aku punya uang, aku ingin membelikan ibu kios,” bisikku dalam hati.
Alasan lain mengapa aku menyukai pasar Taganski adalah, semangat yang dimiliki oleh para migran tersebut. Mereka mempertaruhkan nyawa dan nasib mereka di negeri orang. Dengan satu harapan yang mutlak. Keinginan untuk sukses. Keinginan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Kadang jika aku merasa kurang bersyukur terhadap apa yang telah aku terima. Taganski adalah tempat yang bisa menyadarkan untuk bersyukur pada-Nya. Malu dengan mereka para migran yang sangat gigih menghadapi hidup. Tua muda, laki-laki perempuan yang selama ini selalu dipandang rendah, sebagai kaum migran. Namun mereka adalah pejuang.
Para migran bertaruh meninggalkan tanah kelahiran bukan hanya untuk diri sendiri. Namun untuk keluarga yang mereka akungi.. Tuhan… jaga mereka. Semua saudara-saudariku yang berjuang di negri orang. (Selasa, 25 januari 2011)

                                            



[1] Apa kabar?
[2] Bahasa Uzbekistan : mau datang ke tempat saya ?
[3] Kemana?
[4] Saya di Taganski Ryad (Uzbek)
[5] Ayo mu tunggu kamu, kita sholat berjamaah, habis itu sarapan pagi bareng.
[6] Keburu atau tidak jika saya solat disana?
[7] Aka = panggilan untuk menghormati saudara laki-laki yang lebih tua.
[8] ok