Halal Tour in Russia

BAHASA RUSIA

Senin, 28 Januari 2019

Menyambut Musim Semi



Seorang Ibu dan anaknya sedang bermain di taman, menyambut musim semi.
Tidak seperti hari - hari di musim dingin yang terlihat sedih, hari – hari musim semi mulai terasa cerah. Orang-orang Russia mengistilahkan, bahwa musim semi adalah waktu dimana alam mulai terbangun dari tidurnya. Di musim semi inilah matahari mulai bersinar lagi. Orang-orang menganggap, sinar matahari adalah anugrah karena selama tiga bulan lalu (musim dingin) langit Russia selalu mendung tanpa matahari.
            Masyarakat pun menyambut kedatangan musim semi dengan gembira. Di saat-saat seperti inilah taman kota menjadi tempat paling favorit untuk dikunjungi.

Di hari libur, sejak pagi hari taman-taman kota sudah terlihat rame. Tampak beberapa orang tua mengajak putra-putri mereka melakukan jogging menulusuri jalan-jalan setapak yang dinaungi pohon ___ yang menjulang, atau sebagian mereka berlari mengelilingi lintasan stadion yang terletak ditenga-tengah taman. Taman-taman kota menjadi tempat olahraga murah meriah. Sungguh penataan kota yang sangat indah. Selain kebijakan pemerintah, kepedulian masyarakat dalam menjaga dan merawat taman pun sangat tinggi. Sungguh, aku berharap, hal ini ada di Indonesia.
Sebelum jogging atau lari pagi ada beberapa hal yang harus kita perhatikan. Diantaranya, kita masih tetap harus memakai jaket tebal dan shapka[1]. Sedangkan untuk kaki kita harus memakai celana dobel atau kaos kaki tebal.
            Sewaktu berlari, kita juga harus sedikit berhati hati dalam menjaga keseimbangan badan, karna kita akan berlari menyusuri jalan setapak yang tertutup es dan licin.
Gambaran taman kota di Russia rata-rata mempunyai pohon yang tinggi. Yang dalam pikiran aku, pohon-pohon tersebut di maksudkan untuk menetralisir polusi. Selain itu, ditengah-tengahnya juga terdapat mini stadion. Di lengkapi sarana-sarana olahraga street workout lain yang bisa digunakan dengan gratis. Karna banyaknya pepohonan yang tinggi, taman kota juga dikenal dengan sebutan “hutan kecil”.
Pemandangan di tengah hutan kecil ini akan terlihat lebih cantik saat tengah hari. Cahaya matahari menembus melalui celah dedaunan pohon sosna[2]. Kemudian salju akan memantulkan sinarnya. Pantulan sinar dari putihnya salju tersebut tampak berkilau-kilau seperti mutiara.
            Suara burung – burung yang menggema di rimbanya dedauanan diantara batang pohon yang menjulang seolah-olah ikut menyambut kedatangan musim semi. Di tengah hutan, dimana ada tanah yang bisa menerima sinar matahari langsung, kita bisa bercengkrama dengan segerombol merpati yang sedang asyik menghangatkan diri.
Tidak seperti di Indonesia yang ribut jika ada doro (merpati) terbang rendah, di hutan kecil ini kita bisa melihat keakraban yang terjalin antara manusia dengan burung merpati. Aku memandang, bahwa dalam benak orang – orang tidak terlintas pikiran untuk menangkap merpati-merpati tak bertuan itu. Begitu juga, merpati dengan tanpa malu memenuhi panggilan siapa saja yang mau memberi mereka makan.
Tidak hanya merpati, dalam beberapa kesempatan, tupai pun ikut mendekat minta makan. Kemunculan matahari di awal musim semi juga membuka pintu rezeki bagi beberapa orang, seperti penjual teh atau sosis bakar. Jadi setelah lari - lari kita bisa menikmati teh panas sambil berjemur. Meskipun untuk mencari tempat duduk kita masih kesulitan, karna bangku-bangku yang ada masih sangat dingin untuk diduduki.

12 Maret 2011


[1] Tutup kepala
[2] Pohon yang tidak gugur saat musim dingin, seperi pinus.

0 Comments:

Posting Komentar