Seorang Ibu dan anaknya sedang bermain di taman, menyambut musim semi. |
Tidak seperti hari -
hari di musim dingin yang terlihat sedih, hari – hari musim semi mulai terasa
cerah. Orang-orang Russia mengistilahkan, bahwa musim semi adalah waktu dimana
alam mulai terbangun dari tidurnya. Di musim semi inilah matahari mulai
bersinar lagi. Orang-orang menganggap, sinar matahari adalah anugrah karena
selama tiga bulan lalu (musim dingin) langit Russia selalu mendung tanpa
matahari.
Masyarakat
pun menyambut kedatangan musim semi dengan gembira. Di saat-saat seperti inilah
taman kota menjadi tempat paling favorit untuk dikunjungi.
Di hari libur, sejak
pagi hari taman-taman kota sudah terlihat rame. Tampak beberapa orang tua
mengajak putra-putri mereka melakukan jogging menulusuri jalan-jalan setapak
yang dinaungi pohon ___ yang menjulang, atau sebagian mereka berlari
mengelilingi lintasan stadion yang terletak ditenga-tengah taman. Taman-taman
kota menjadi tempat olahraga murah meriah. Sungguh penataan kota yang sangat
indah. Selain kebijakan pemerintah, kepedulian masyarakat dalam menjaga dan
merawat taman pun sangat tinggi. Sungguh, aku berharap, hal ini ada di
Indonesia.
Sebelum jogging atau
lari pagi ada beberapa hal yang harus kita perhatikan. Diantaranya, kita masih
tetap harus memakai jaket tebal dan shapka[1].
Sedangkan untuk kaki kita harus memakai celana dobel atau kaos kaki tebal.
Sewaktu
berlari, kita juga harus sedikit berhati hati dalam menjaga keseimbangan badan,
karna kita akan berlari menyusuri jalan setapak yang tertutup es dan licin.
Gambaran taman kota di
Russia rata-rata mempunyai pohon yang tinggi. Yang dalam pikiran aku,
pohon-pohon tersebut di maksudkan untuk menetralisir polusi. Selain itu,
ditengah-tengahnya juga terdapat mini stadion. Di lengkapi sarana-sarana
olahraga street workout lain yang bisa digunakan dengan gratis. Karna
banyaknya pepohonan yang tinggi, taman kota juga dikenal dengan sebutan “hutan
kecil”.
Pemandangan di tengah
hutan kecil ini akan terlihat lebih cantik saat tengah hari. Cahaya matahari
menembus melalui celah dedaunan pohon sosna[2].
Kemudian salju akan memantulkan sinarnya. Pantulan sinar dari putihnya salju
tersebut tampak berkilau-kilau seperti mutiara.
Suara
burung – burung yang menggema di rimbanya dedauanan diantara batang pohon yang
menjulang seolah-olah ikut menyambut kedatangan musim semi. Di tengah hutan,
dimana ada tanah yang bisa menerima sinar matahari langsung, kita bisa
bercengkrama dengan segerombol merpati yang sedang asyik menghangatkan diri.
Tidak
seperti di Indonesia yang ribut jika ada doro (merpati) terbang rendah,
di hutan kecil ini kita bisa melihat keakraban yang terjalin antara manusia
dengan burung merpati. Aku memandang, bahwa dalam benak orang – orang tidak
terlintas pikiran untuk menangkap merpati-merpati tak bertuan itu. Begitu juga,
merpati dengan tanpa malu memenuhi panggilan siapa saja yang mau memberi mereka
makan.
Tidak hanya merpati,
dalam beberapa kesempatan, tupai pun ikut mendekat minta makan. Kemunculan
matahari di awal musim semi juga membuka pintu rezeki bagi beberapa orang,
seperti penjual teh atau sosis bakar. Jadi setelah lari - lari kita bisa
menikmati teh panas sambil berjemur. Meskipun untuk mencari tempat duduk kita
masih kesulitan, karna bangku-bangku yang ada masih sangat dingin untuk
diduduki.
12 Maret 2011
0 Comments:
Posting Komentar