Halal Tour in Russia

BAHASA RUSIA

Kamis, 31 Januari 2019

Road to Moscow ; Dimarahi Orang gara-gara lupa salam

Masjid Tatar tidak jauh dari KBRI Moscow



Singkat cerita, di perjalanan, aku mendapat teman baik. Seorang pemuda satu tahun lebih tua diatas ku. Obrolan kami selama perjalanan bisa dibilang nyambung. Bisa aku katakan, pemuda ini tidak seperti pemuda Russia lainnya. Dia begitu sopan dan terlihat bahwa dia dari keluarga yang baik dan terdidik.
            Aku tiba di Moscow hari selasa (14/2/12) pukul 09.23 waktu setempat. Seperti ciri has ibu kota, Moscow is crowded (sumpek). Begitu turun kereta, aku bisa langsung merasakan hawa persaingan yang ada di Moscow. Di stasiun ini kita bisa menemukan porter (kurir) yang menawarkan jasa angkut barang dari kereta sampai ke luar stasiun. Selain kurir kita juga bisa menemukan calo. Namun, berbeda dengan di Indonesia, jika calo di Indonesia adalah calo tiket, maka di Moscow adalah calo registrasi tempat tinggal. Maklum, untuk meminimalisir kepadatan penduduk, setiap orang dari luar Moscow tidak boleh berada di Moscow lebih dari satu minggu, kecuali jika seseorang tadi terdaftar (mempunyai registrasi tempat tinggal atau tempat kerja dll).

            Keadaan di stasiun Moscow begitu juga tempat – tempat umum lainnya di Russia sangat terkendali. Polisi ada dimana-mana. Bisa aku katakan, setiap dua puluh meter, pasti ada dua polisi yang berjaga. Karena banyaknya polisi, aku pun sebagai orang baik juga merasa ketakutan. Pengalaman ku di Moscow satu hari, aku tiga kali dihadang dan diperiksa polisi. Mungkin polisi bisa mengenali raut muka ku sebagai orang yang baru tiba di Moscow.
Sesampai di Moscow, aku dijemput oleh salah satu mahasiswa Indonesia yang belajar di disana. Namanya Septian Lesmana Sitorus. aku mengenalnya pada masa awal pengurusan beasiswa ke Russia. Dia merupakan teman yang baik. Dia menjelaskan kepada ku bagaimana hidup di Moscow untuk satu hari. Namanya juga satu hari, pelajaran yang aku peroleh adalah bagaimana caranya dari stasiun Moscow bisa sampai ke KBRI, dan bagaimana dari KBRI bisa kembali lagi ke stasiun pusat.

Belajar Metro Moscow
Metro (kereta cepat bawah tanah) Moscow sangat berbeda dengan Metro Yekaterinburg. Metro Yekaterinburg hanya memiliki 8 stasiun dengan panjang lintasan 12 Km . Sedangkan untuk Moscow, menurut catatan wikipedia (kata kunci Moscow Metro), metro Moscow mempunyai 12 jalur yang ditandai dengan nama warna dan 185 stasiun halted dan panjang lintasan 305,7 Km. Diperkirakan, perharinya kereta bawah tanah ini mengangkut 7 juta penumpang. Jadi bisa dibayangkang bagaimana ramenya kehidupan bawah tanah kota Moscow.
            Begitu turun dari kereta api, kita langsung turun tangga menuju stasiun bawah tanah metro. Nama stasiun metro yang ada di stasiun kereta api Moscow adalah Komsomolskaya. Untuk ke KBRI kita harus memilih jalur merah selanjutnya kita harus turun di stasiun Chisti Prudi. Dari Komsomolskaya ke stasiun Chisti Prudi hanya berjarak 2 stasiun (Krasnie vorota dan Chisti Prudi).
            Dari Chisti prudi kita harus naik eskalator (tangga berjalan), naik ke atas untuk ganti jalur, kalau tadi kita naik jalur merah sekarang kita memilih jalur orange. Setelah naik kereta, kita akan melewati stasiun kitai gorod, kita harus turun di stasiun setelah kitai gorod yang bernama Tretyakovskaya. Dari sini kita keluar dari bawah tanah, dan langsung menuju KBRI, perjalanan kira-kira 20 menit jalan kaki. (jika pusing tidak usah dipikirkan.)

KBRI
Setelah sampai KBRI aku langsung menuju bagian konsuler. Beberapa urusan administrasi aku selesaikan dan sebelum makan siang passport baru ku sudah jadi. Selanjutnya aku pergi ke masjid yang berada dekat dengan KBRI. Namanya masjid Tatar.
            Masjid Tatar tidak terlihat dari jalan raya. Namun tidaklah sulit untuk menemukannya.
Zdravstvuite, skajite pojaluista gde mechet?[1]”, tanya ku kepada salah seorang yang lewat di sekitar jalan Novokuznec.
Shto[2]” orang yang aku tanya balik bertanya.
Mechet,” jawab ku.
kenapa kamu tidak menyapa ku sebagai mana layaknya orang Islam?! ” orang tadi agak serius berbicara sama aku.
maaf, aku tidak tahu kalau anda juga muslim, kalau begitu Assalaamu’alaikum” aku berusaha mendamaikan suasana dengan mengulangi sapaanku dengan salam.
            Yang aku rasakan saat itu adalah bahagia, bagaimana tidak. aku berada di Moscow, kota besar dari negara super. Disini aku ditegur oleh orang yang tidak aku kenal gara – gara aku tidak mengucapkan menyapanya dengan kata “Assalaamu’alaikum.”

Dalam hati aku, Allahu Akbar !!!


[1] Selamat siang, dimana ya letak masjid?
[2] apa

0 Comments:

Posting Komentar