Halal Tour in Russia

BAHASA RUSIA

Senin, 28 Januari 2019

Kehidupan Muslim di Desa

Syukuran bersama keluarga Muslim di Tatarstan


            Sekitar 137 kilometer dari ibu kota Tatarstan, terdapat sebuah kota kecil bernama Bua (Buinsk).  Seperti lazimnya kota kecil yang lain, Bua sangatlah sepi. Transportasi di kota ini pun jarang kita temui. Jika ingin bepergian ke suatu tempat, kita bisa naik taksi atau ojek mobil.
            Di pusat kota kecil itu, terdapat tiga masjid besar. Di antaranya Masjid Nuriya, salah satu masjid tertua yang ada di kota Bua, umurnya sudah lebih dari 205 tahun. Masjid itu dibangun pada 1805 M oleh Gabdulvalib bin Gabdurrahman al-buavi. Sekarang, selain sebagai masjid dan madrasah, masjid ini juga menjadi play group.

            Seperti di kota Kazan, di desa Bua pun juga terdapat toko-toko yang menjual makanan halal. Biasanya, di pintu masuk toko, mereka akan menuliskan kata "Halal", baik dalam huruf Arab maupun Rusia. Penulisan kata halal di pintu ataupun tembok bagian luar dari sebuah toko sangatlah penting. Hal ini untuk memberitahukan kepada masyarakat karena suplai daging yang cocok untuk Muslim sangatlah jarang.

Tradisi Muslim Tatarstan
           
Mengazani bayi yang baru lahir.
Masyarakat Muslim Tatarstan yang tinggal di perkotaan serta pedesaan masih memegang tradisi-tradisi Islam dengan kuat. Contoh sederhana, jika bertemu dengan seseorang di mana pun (di masjid ataupun ketika bertamu), setelah salaman, tradisi mereka akan mengangkat tangan, berdoa semoga pertemuan itu penuh berkah. Begitu juga ketika hendak berpisah.
            Di kota kecil Bua, misalnya, majelis taklim juga masih rutin diadakan. Biasanya diadakan sehabis shalat Isya dan setiap malam Jumat digelar pengajian pekanan. Setelah majelis selesai, jamaah beramah-tamah sambil menikmati teh panas.
            Tradisi "mengazani" jabang bayi juga tetap bertahan. Namun, sang muazin bukanlah ayah, ibu kandung, atau orang yang mempunyai hubungan darah dengan sang bayi, tapi seorang "Hazarat" atau ustaz jika di Indonesia. Karena di sini tidak semua bisa azan.
            Tradisi "tasyakuran" juga masih hidup ditengah masyarakat Muslim Tatarstan. Jika seseorang mendapatkan nikmat atau menggelar peringatan tertentu, sohibul hajat akan mengundang beberapa kerabat atau tetangga dekat. Di dalam majelis tersebut akan dibacakan ayat-ayat Alquran.
            Selanjutnya, seorang hazarat akan menyampaikan mau'idzoh hasanah (ceramah) sekitar tiga puluh menit. Di pengujung majelis, kembali dibacakan ayat-ayat Alquran kemudian ditutup dengan pembacaan doa.
            Setelah hazarat selesai membaca doa, para tamu undangan akan saling membagikan sedekah secara bergantian. Sedekah ada yang berbentuk uang, sabun, teh, dan sapu tangan yang dipandang berguna.
            Ketika aku berkesempatan menghadiri undangan tasyakuran ulang tahun pernikahan kakek teman ku yang ke-50, salah satu tamu undangan bertanya, "Apakah di Indonesia juga ada tradisi syukuran seperti ini?"
aku pun  menjawab, "Ada."
            Kemudian aku menambahkan, tradisi syukuran biasanya kami selenggarakan jika mendapatkan sesuatu, seperti lulus ujian, pernikahan, panen, dan lain-lain.
            Sisi lain dari kehidupan Muslim di Rusia, di sana banyak yang tidak bisa shalat, tidak bisa mengaji, tidak puasa Ramadhan, tapi mereka tidak minum arak dan tidak zina. Mereka tetap bangga mengaku sebagai Muslim. Dan mereka tahu, bahwa agama Islam melarang perbuatan tercela seperti mabuk, zina, dan perbuatan tak terpuji lainnya.
            Sejarah memang membuat mereka seperti itu. Allah Maha Mengetahui. Mereka masih bersyukur bisa tetap mengenal islam. Mereka bercerita, dahulu kakek-nenek mereka untuk melindungi Alquran, mereka akan menyimpannya di antara lipatan baju agar tidak diketahui jika ada pemeriksaan. Sebelum tidur, ketika masih kecil, para orang tua hanya mengajarkan syahadat dan bismillah, untuk praktek syariat lainnya, mereka tidak tahu.
Madrasah Bua, dibangun sejak 1805 M
Mereka tidak bisa shalat karena memang tidak ada yang mengajarkan, ulama, dan Muslimin dibantai. Keimanan mereka cukup dengan kesaksian bahwa mereka adalah Muslim. Ya, pelaku sejarah pernah berusaha melenyapkan agama Allah dari muka bumi ini.
            Uni soviet berkuasa selama 74 tahun (1917-1991), berusaha membungkam suara-suara takbir di bumi  Allah bagian utara itu. Namun, malaikat-Nya lebih kuat, mereka mampu bertahan sampai sekarang.

Februari, 2011

0 Comments:

Posting Komentar