Halal Tour in Russia

BAHASA RUSIA

Rabu, 30 Januari 2019

Tradisi sebelum puasa di Russia

Ziarah kubur ke kerabat masih menjadi tradisi di Rusia

             Libur kuliah telah tiba. Kini saatnya persiapan menyambut bulan ramadhan. Setelah melalui beberapa pertimbangan, akhirnya aku memutuskan untuk tinggal di Tatarstan selama puasa ini.
            Marhaban ya Ramadhan… kalimat itulah yang biasa diucapkan untuk mengungkapkan kegembiraan dalam menyambut bulan penuh barokah begi setiap muslimin. Dalam hadis nabi diriwayatkan bahwa sepuluh hari pertama bulan puasa ini adalah rahmat (berkah dan kasih akung), sepuluh hari kedua adalah maghfiroh (ampunan dari Allah), dan sepuluh hari terakhir adalah ‘itqun min an-nar (terbebasnya dari api neraka).

            Oleh karena ramadhan adalah bulan yang luar biasa, maka setiap muslim di seluruh dunia memiliki tradisi husus untuk menyambut tamu istimewa ini.
            Bulan ramadhan 1432 hijriah jatuh pada bulan agustus. Bulan ini termasuk bulan musim panas untuk negara - negara yang memiliki empat musim, yang terletak di atas garis ekuator.
Indonesia, negara hanya memiliki dua musim. Selain itu, karena Indonesia terletak di sekitar garis katulistiwa, negara ini tidak memiliki perubahan waktu sepanjang tahunnya. Sedangkan bagi negara yang memiliki empat musim disana terdapat perbedaan waktu, siang hari pada musim panas akan terasa lebih lama begitu juga sebaliknya, pada musim dingin, malamnya yang akan lama.
            Contoh negara dimana aku tinggal sekarang, Russia. Aku agak khawatir, memikirkna beratnya puasa ramadhan. Selain kondisi dan lingkungan yang sangat jauh dengan tradisi islami, bulan agustus adalah puncak musim panas, yang artinya waktu siang hari akan lebih panjang. Masyarakat muslim Russia akan berpuasa lebih dari 16 jam. Seperti jadwal puasa untuk Kazan,  untuk hari pertama ramadhan sholat subuh pukul 03:17 dan magrib pukul 20:51.

Sebelum Ramadhan di Russia.

Ternyata muslim Russia memiliki tradisi yang tidak jauh berbeda dengan muslim di Indonesia. Ketika aku sampai di rumah temanku, kesokan harinya kami mulai menjalankan tradisi yang dilakukan sebelum ramadhan oleh muslim di Tatarstan. Kami pergi silaturrahmi ke beberapa kerabat. Kita pergi kota Buinsk, kota kecil terletak 139 kilometer dari ibu kota.
            Selain bertujuan melepas kangen karena semakin jarangnya intensitas bertemu yang disebabkan oleh kesibukan masing-masing, silaturakhmi juga mempunya tujuan lain, yaitu maaf-memaafan (semacam halal bi halal), hal ini bertujuan untuk menambah kesiapan batin dalam memasuki bulan suci.
            Setelah itu, kami pergi ziarah ke makam-makam kerabat. Seperti di Indonesia, kita membaca beberapa surat seperti Yassin, Al-mulk dan tahlil dan membersihkan rumput-rumput liar yang tumbuh di atas makam. Tradisi mengunjungi kerabat dan pergi ke makam dalam istilah mereka disebut “ziyarat”, diambil dari bahasa arab ziyaroh.
           
Tenda untuk buka bersama
Persiapan ramadhan juga terasa di ibu Kota negara federasi Tatarstan, Kazan. Di beberapa masjid, program tahfidz al-qur’an (menghafal al-qur’an) sore untuk anak-anak juga semakin aktif. Bulan-bulan sebelumnya pengajian ini hanya dua kali seminggu, sekarang menjadi setiap hari. Seperti yang berlangsung di mechet[1] “Anilare” jalan Gazovaya 18, Kazan, Tatarstan Russia.
            Ada tradisi lain yang belum ada di Indonesia. Di Russia ada yang dinamakan “Shatyer[2] Ramadhan”. Shatyer adalah tenda yang menyediakan menu “ifthor” (buka puasa) secara gratis. “Pelaksanaan shatyer ramadhan ini beragam, ada yang selama satu bulan dan ada yang sepuluh hari terakhir saja.” Ramil Gizzatullin, imam masjid Anilare, menjelaskan tentang shatyer ramadhan yang sedang didirikan oleh para pekerja di sebelah masjid Anilare.
Bersama para pemuda muslim Rusia

            Untuk para pemuda juga mempunyai kebiasaan tersendiri sebelum ramadhan. Satu minggu sebelum puasa, beberapa sahabat dekat berkumpul untuk sekedar membuat pesta kecil-kecilan. Seperti yang dilakukan Ilnur Gimatdinov (25) beberapa hari lalu bersama sahabat-sahabatnya. “Kami berenang, berkumpul dan makan shashlik[3].” jelasnya.
Ramadhan memang bukan sembarang bulan. Baik musim dingin ataupun musim panas ramadhan selalu dinanti oleh muslim di seluruh penjuru dunia.

Marhaban ya Ramadhan, salam dari Tatarstan, Russia.

4 Agustus 2011



[1] masjid
[2] Tenda
[3] Daging panggang

0 Comments:

Posting Komentar