Halal Tour in Russia

BAHASA RUSIA

Rabu, 30 Januari 2019

Shans - Wadah Muslimah Yekaterinburg

Shans, Wadah Muslimah Yekaterinburg.
 
Shans, wadah muslimah Yekaterinburg
Jika Nahdhatul Ulama (NU) memiliki Fatayat, Muhammadiyah memiliki Aisyiyah, maka Muslim Yekaterinburg juga mempunyai organisasi husus untuk wanita yang bernama Shans.
Alhamdulillah, akhirnya aku bisa mendapatkan kesempatan ngobrol bersama ketua klub wanita Shans, Rozaliya Ahmetova. Di kesempatan itu, aku berusaha menggali lebih dalam lagi informasi tentan apa dan bagaimana sebenarnya  jenski klub (forum wanita) Shan itu?
            Menurut keterangan dari Rozalia Ahmetova Shans dibentuk pada akhir februari 2009. Tujuan pembentukan organisasi ini antara lain adalah: sebagai sarana untuk pendidikan muslimah Yekaterinburg, forum perkenalan sesama muslimah dan sarana memperkenalkan komunitas muslimah kepada public.

Shans mempunyai beberapa agenda kegiatan, antara lain: pertemuan mingguan, pelatihan ketrampilan wanita , dan diskusi tentang Islamic mode. Selain menjalankan program kerja intern, organisasi ini juga aktif berpartisipasi di berbagai kegiatan, bekerja sama dengan organisasi lain seperti; mengadakan seminar tentang peran muslimah di era modern, ikut dalam perayaan pesta rakyat Russia seperti Sabantui, mengadakan pertemuan dengan para veteran, peringatan hari anak dan santunan ke beberapa panti asuhan.
            Di ulang tahunnya yang ke tiga, organisasi ini tetap ingin menunjukkan keberadaanya kepada masyarakat. Sabtu (10/3), Shans kembali mengadakan seminar di masjid Ramadhan yang terletak di jalan Dimitrova 15, Himmas. Tema yang diusung pada kesempatan kali ini adalah peran Muslimah dalam menciptakan masyarakat ideal.
            Albina Karamova, Alvina Duskaeva dan Lyuiza Ishmanova, sebagai wakil dari aktivis muslimah muda menjadi pembicara dalam acara tersebut. Albina menyajikan video tentang keutamaan wanita berjilbab. Melalui video tersebut Albina juga menjelaskan bahwa berjilbab bukan berarti ketinggalan jaman. Wanita bisa terlihat lebih menarik dengan jilbabnya.
            Alvina Duskaeva mempresentasikan beberapa muslimah yang berprestasi di dunia international. Melalui makalahnya, mahasiswi semester tujuh Ural Federal University ini mengatakan bahwa muslimah juga bisa mengukir prestasi yang tinggi.
            Sedangkan Lyuiza Ishmanova mempresentasikan sejarah kedudukan wanita, mulai dari zaman kuno seperti bagaimana nilai dan kedudukan wanita di Eropa , Cina, Mesir, dan Arab sebelum hingga datangnya Islam.
            Untuk memancing interaksi pengunjung, di penghujung acara panitia menyediakan sesi tanya jawab. Rozalia Ahmetova dan direktur Prosveshcenie Ruslan Normametov memandu sesi tanya jawab ini. Bagi hadirin yang ingin bertanya, mereka harus menuliskan pertanyaan lewat sebuah kertas yang bisa diminta di panitia. Audience diberi waktu sekitar sepuluh menit untuk menuliskan pertanyaan, selanjutnya kertas-kertas pertanyaan tersebut diserahkan kepada pemandu acara.
            Di antara beberapa tumpukan pertanyaan ada satu pertanyaan yang sangat menyentuh. Disana tertulis : “sebagai seorang muslimah, tentu aku ingin sekali berjilbab, namun ditempat kerja aku, dan aku yakin diseluruh instansi-instansi yang ada di Yekaterinburg, terdapat larangan untuk memakai atribut agama, bagaimana kami harus bersikap?”
            Rozalia Ahmetova dan Ruslan Nurmametov sempat kagok menjawab pertanyaan tersebut. Ruslan mengatakan bahwa masalah seperti ini bukan hanya terasa berat bagi perempuan saja, namun juga bagi laki-laki. Kondisi masyarakat belum bisa menerima Muslimah sepenuhnya. Masih terdapat banyak kesalah fahaman dan diskriminasi terhadap perempuan berjilab. Rozalia Ahmatevo sendiri pernah mengalami perlakuan tersebut. Dia pernah dilarang masuk ke stasiun metro bawah tanah Yekaterinburg hanya karena dia berjilbab.
            “Tentunya kita akan lebih banyak berdoa kepada Allah untuk kebaikan kita semua.” Ruslan mengakhiri komentarnya.
Ya, menjadi minoritas tidak lah mudah. Allah maha bijaksana.


0 Comments:

Posting Komentar