Pemuda Tatarstan menyambut Ramadhan |
Cuaca
hari terakhir bulan sya’ban (31/7), di Tatarstan, Russia, terasa begitu bersahabat.
Tidak seperti hari – hari sebelumnya. Beberapa hari sebelumnya, suhu selalu di
atas 32 derajat celcius, namun hari minggu lalu suhu hanya berkisar 19 – 20
derajat celcius disertai angin sejuk. Seolah – olah cuaca ikut serta menyambut
kedatangan tamu agung, bulan ramadhan, yang sudah diambang pintu.
Persiapan fisik dan mental yang
dilakukan oleh muslim di Kazan sudah terlihat matang. Sejak dua hari yang lalu
imam masjid “Anilare”, Ramil Gizzatullin Anasovic (25), dibantu dengan beberapa
mahasiswa Russian Islamic University (RIU) sibuk membersihkan lingkungan
masjid. Shatyer Ramadhan pun sudah sempurna berdiri sekitar 20 meter
disamping kiri masjid yang berada di ulitsya Gazovaya 18 (jalan gazovaya).
Hari minggu (31/7), aku menghadiri acara
penutupan malam terkahir bulan sya’ban di gedung persahabatan yang
terletak di ulitsya ostrovskovo 23. Meropriyatie (acara) ini
diselenggarakan oleh molodejnaya obshestvennaya organizatciya “Coznaniye”[1].
Soznaniye adalah bahasa Russia yang jika di Indonesiakan berarti kesadaran atau
suara hati.
Acara dimulai pada pukul 18.30 waktu
setempat. Sekitar enam puluh pemuda hadir dalam acara ini. Panitia mengundang Bulat
Mulyukov - seorang pakar ekonomi islam negara federasi Tatarstan, dan dr. Kamal El-zant - dokter dan intelek
muslim, untuk memberikan pembekalan kepada para pemuda muslim.
Dalam kesempatan kali ini dr. Kamal
El-zant menekankan, bahwa puasa adalah pengontrol hidup bagi seorang muslim.
Dokter yang berkewarganegaraan Libya ini menjelaskan, bahwa Ramadhan menuntut
setiap muslim harus lebih bisa menghargai waktu. Kapan waktu untuk bangun
tidur, sahur, berbuka dan istirahat semuanya harus terencana dengan cermat di
bulan puasa.
“Coba bayangkan, bangun tidur
pasti kita langsung melihat jam, makan sahur sambil melihat jam, tengah hari
kita akan melihat jam, menjelang buka dan menunggu tarowih sambil melihat jam,
apalagi wanita yang harus menyiapkan menu untuk buka dan sahur, pasti akan
sering melihat jam,” kata dokter Kamal disambut tawa hadirin.
Dokter kamal menambahkan, di bulan
ramadhan ini, persaudaraan dan nuansa kekeluargaan sesama muslim terlihat kuat.
Dalam banyak waktu muslim akan menghabiskan waktu secara bersama seperti
tarowih dan buka puasa. Di bulan romadhon pun sebuah keluarga akan lebih sering
berkumpul dan bercengkrama.
Keaktifan
Pemuda Muslim
Setelah menghadiri acara yang
dipromotori oleh organisasi pemuda “Coznaniye” kemarin, aku merasa mendapatkan
semangat baru untuk menjalani puasa Ramadhan. Gambaran bahwa agama hanya dianut
oleh generasi tua terpatahkan oleh keaktifan organisasi pemuda Muslim ini.
Rinat Sahafov, salah satu
aktivis Coznaniye, mengatakan, bahwa acara ini bertujuan memperlihatkan
keaktifan pemuda muslim kepada masyarakat sekaligus mengajak para pemuda lain
untuk aktif di dalam kegiatan – kegiatan keagamaan.
“Tahun lalu, kami mengadakan seminar
dan acara buka bersama di kampus – kampus yang ada di Kazan, namun tahun ini
sepertinya tidak ada acara seperti itu karena puasa datang bertepatan dengan
liburan musim panas. Sebagai gantinya kami akan bekerjasama dengan beberapa
kampus untuk menyambut idul adha nanti, ” kata Rinat Sahafov.
Puasa di Russia tidaklah mudah
karena bertepatan dengan musim panas. Aku menanyakan kepada salah satu
pengunjung, Rustam Sharipov, mahasiswa tingkat akhir Fakultas Tehnik
universitas tehnologi Kazan, dia menjawab : “sebagai seorang muslim harus
tetap berusaha, Allah pasti membantu.” Sebaliknya dia bertanya kepada ku,
“ini adalah puasa pertama kamu di Russia, apakah kamu siap?”
“Bismillah,”
jawab ku.
0 Comments:
Posting Komentar