Halal Tour in Russia

BAHASA RUSIA

Rabu, 30 Januari 2019

Pemuda Tatarstan menyambut Ramadhan

Pemuda Tatarstan menyambut Ramadhan

Cuaca hari terakhir bulan sya’ban (31/7), di Tatarstan, Russia, terasa begitu bersahabat. Tidak seperti hari – hari sebelumnya. Beberapa hari sebelumnya, suhu selalu di atas 32 derajat celcius, namun hari minggu lalu suhu hanya berkisar 19 – 20 derajat celcius disertai angin sejuk. Seolah – olah cuaca ikut serta menyambut kedatangan tamu agung, bulan ramadhan, yang sudah diambang pintu.

            Persiapan fisik dan mental yang dilakukan oleh muslim di Kazan sudah terlihat matang. Sejak dua hari yang lalu imam masjid “Anilare”, Ramil Gizzatullin Anasovic (25), dibantu dengan beberapa mahasiswa Russian Islamic University (RIU) sibuk membersihkan lingkungan masjid. Shatyer Ramadhan pun sudah sempurna berdiri sekitar 20 meter disamping kiri masjid yang berada di ulitsya Gazovaya 18 (jalan gazovaya).

Hari minggu (31/7), aku menghadiri acara penutupan malam terkahir bulan sya’ban di gedung persahabatan yang terletak di ulitsya ostrovskovo 23. Meropriyatie (acara) ini diselenggarakan oleh molodejnaya obshestvennaya organizatciya “Coznaniye”[1]. Soznaniye adalah bahasa Russia yang jika di Indonesiakan berarti kesadaran atau suara hati.
            Acara dimulai pada pukul 18.30 waktu setempat. Sekitar enam puluh pemuda hadir dalam acara ini. Panitia mengundang Bulat Mulyukov - seorang pakar ekonomi islam negara federasi Tatarstan,  dan dr. Kamal El-zant - dokter dan intelek muslim, untuk memberikan pembekalan kepada para pemuda muslim.
            Dalam kesempatan kali ini dr. Kamal El-zant menekankan, bahwa puasa adalah pengontrol hidup bagi seorang muslim. Dokter yang berkewarganegaraan Libya ini menjelaskan, bahwa Ramadhan menuntut setiap muslim harus lebih bisa menghargai waktu. Kapan waktu untuk bangun tidur, sahur, berbuka dan istirahat semuanya harus terencana dengan cermat di bulan puasa.
            Coba bayangkan, bangun tidur pasti kita langsung melihat jam, makan sahur sambil melihat jam, tengah hari kita akan melihat jam, menjelang buka dan menunggu tarowih sambil melihat jam, apalagi wanita yang harus menyiapkan menu untuk buka dan sahur, pasti akan sering melihat jam,” kata dokter Kamal disambut tawa hadirin.
Dokter kamal menambahkan, di bulan ramadhan ini, persaudaraan dan nuansa kekeluargaan sesama muslim terlihat kuat. Dalam banyak waktu muslim akan menghabiskan waktu secara bersama seperti tarowih dan buka puasa. Di bulan romadhon pun sebuah keluarga akan lebih sering berkumpul dan bercengkrama.

Keaktifan Pemuda Muslim
Setelah menghadiri acara yang dipromotori oleh organisasi pemuda “Coznaniye” kemarin, aku merasa mendapatkan semangat baru untuk menjalani puasa Ramadhan. Gambaran bahwa agama hanya dianut oleh generasi tua terpatahkan oleh keaktifan organisasi pemuda Muslim ini.
            Rinat Sahafov, salah satu aktivis Coznaniye, mengatakan, bahwa acara ini bertujuan memperlihatkan keaktifan pemuda muslim kepada masyarakat sekaligus mengajak para pemuda lain untuk aktif di dalam kegiatan – kegiatan keagamaan.
Tahun lalu, kami mengadakan seminar dan acara buka bersama di kampus – kampus yang ada di Kazan, namun tahun ini sepertinya tidak ada acara seperti itu karena puasa datang bertepatan dengan liburan musim panas. Sebagai gantinya kami akan bekerjasama dengan beberapa kampus untuk menyambut idul adha nanti, ” kata Rinat Sahafov.
            Puasa di Russia tidaklah mudah karena bertepatan dengan musim panas. Aku menanyakan kepada salah satu pengunjung, Rustam Sharipov, mahasiswa tingkat akhir Fakultas Tehnik universitas tehnologi Kazan, dia menjawab : “sebagai seorang muslim harus tetap berusaha, Allah pasti membantu.” Sebaliknya dia bertanya kepada ku, “ini adalah puasa pertama kamu di Russia, apakah kamu siap?”
Bismillah,” jawab ku.


[1] Organisasi pemuda “Soznaniye”

0 Comments:

Posting Komentar