Halal Tour in Russia

BAHASA RUSIA

Rabu, 30 Januari 2019

Penutupan Kegiatan Pengajian

Para peserta ujian di pengajian kami.

Minggu ketiga bulan april 2011, murid – murid madrasah “Nur” melaksanakan ujian akhir madrasah di masjid Nur, Oktyabriski, Baradullina, Sverdlovksi oblast. Ujian tersebut diselenggarakan untuk mengetahui progresifitas ilmu agama yang mereka peroleh selama tahun ajaran 2010/2011.
            Ujian akhir madrasah Nur dilaksanakan secara bertahap. Hari jum’at (22/04) untuk mereka yang sudah tahun ke empat, hari sabtu (23/04) untuk murid – murid tahun ke dua (bagi yang tinggal di desa). Dan pelaksanaan ujian terakhir hari minggu (23/04) secara khusus untuk murid – murid yang tinggal di kota, yang terbagi menjadi tiga grup.
            Materi ujian beragam. Sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan setiap minggunya, seperti fiqh, Siroh nabawiyah, hadis, dan tajwid. Ujian akhir madrasah Nur ini bukanlah ujian biasa. Panitia sengaja mendatangkan penguji dari kota lain,  seperti imam masjid Altin kota Berozovski, Radifullah Hazrat.

            Para peserta ujian terlihat sangat serius dan antusias dalam menjalani ujian akhir madrasah ini. Namun, ada kekontrasan, ruang madrasah atau masjid yang biasanya ramai terlihat sangat sepi. Menurut Ruslan Hazrat, separuh dari murid madarasah tidak datang ke masjid karena takut terhadap ujian.
            Ujian di mulai pukul 11.30 dan selesai pukul 14.30 waktu setempat. Hari terakhir ujian madrasah Nur ditutup dengan minum teh bersama dan makan siang bersama dengan menu “Plov”, masakan has dari negara – negara asia tengah.
            Setelah ujian akhir madrasah selesai, zachot (semacam raport) akan dibagikan dua minggu kedepan. Selanjutnya mereka akan libur selama musim panas. Mereka akan bercocok tanam selama tiga bulan.
            Mereka akan menanam tomat, kentang dan kebutuhan sehari –hari lainnya. Hasil dari perkebunan mereka nantinya bukan untuk dijual, namun untuk dikonsumsi sendiri selama musim gugur dan musim dingin. Karena saat musim gugur tanah sudah tidak bisa produktif lagi, terlebih jika salju sudah turun.

Beginilah hidup di Yekaterinburg.

Kecurangan dan Kegigihan
Kecurangan bukanlah hal yang baru dalam setiap ujian. Terbukti, beberapa nenek memanfaatkan kelengahan pengawas dengan mencontek. Menurut salah satu peserta ujian mengatakan, “kami sudah tua, tidak bisa lagi menghafal, kami belajar agama karena zaman dahulu tidak ada yang mengajari kami, kami tidak membutuhkan diplom dan sebagainya, kami hanya ingin tahu bagaimana tentang sholat, membaca al-qur’an dan mendengarkan hadist.
            Di sinilah terlihat kegigihan para manula muslim Yekaterinburg. Meskipun sudah tua, ditengah menurunnya kemampuan fisik dan akal mereka tetap giat menuntut ilmu meskipun keputus asaan yang disebabkan keterbatasan kemampuan sering menghampiri.
            Ditengah keputusasaan itu aku sering membesarkan hati mereka. Aku menceritakan perbedaan antara simbah – simbah di Indonesia dan di Yekaterinburg. Gaya mengaji simbah – simbah di Indonesia sangat tradisionalis, datang, duduk, dan mendengarkan. Sedangkan di Yekaterinburg, mereka harus benar-benar seperti anak- anak sekolah. Harus membawa buku, mencatat mengerjakan pekerjaan rumah dsb. Hal tersebut merupakan nilai lebih yang dimiliki oleh simbah-simbah Yekaterinburg.
Ketika ditanya salah satu motivasi ngaji di madrasah nur, salah satu kakek menjawab, “memanfaatkan umur demi menyempurnakan agama”. Aku spontan langsung terharu. Dalem banget, mbah !

25 Aprl 2011

0 Comments:

Posting Komentar