Halal Tour in Russia

BAHASA RUSIA

Jumat, 01 Februari 2019

Idul Adha Terakhir di Rusia


Ied Adha Terakhir

Di depan hewan Qurban yang disembelih di masjid Himmas

            Keadaannya sangat jauh berbeda. Tidak seperti di Indonesia yang mulai ramai dengan suara takbir, malam jum’at (25/10) di Yekaterinburg terasa sepi, sama saja seperti malam-malam biasa. Hanya saja malam itu,  diperasaan agak terasa lain, tepatnya agak terasa berat. Ya, harap maklum, karena malam itu adalah malam hari raya idul adha yang tentu saja hari raya adalah hari yang sangat berarti bagi setiap muslim terlebih jika bisa dirayakan bersama keluarga.
            Tidak ada suara takbir, sepi. Aku hanya berbaring di kamar sedangkan dua teman ku yang juga  dari Indonesia sedang asyik dengan tugas-tugas kuliah di depan computer masing-masing. Mungkin malam itu aku tidak cukup tangguh seperti mereka untuk sekedar mengulang pelajaran. Bayangan keramaian malam idul adha di Indonesia membuat ku lesu.

            Jum’at (26/10), pukul enam lebih sedikit aku bangun. Rencananya hari ini aku bersama salah satu mahasiswa dari Indonesia akan sholat ied di masjid yang terletak di wilayah Himmas. Sambil menunggu sholat subuh (Sholat Subuh masuk pukul 07.30), aku sempatkan diri membuka internet yang sudah mulai dipenuhi dengan berita idul adha.
            Setelah sholat subuh kami berangkat menuju masjid Ramadhan, Himmas. Aku tidak tahu pasti berapa kilometer jarak antara Himmas dan asrama tempat kami tinggal, namun jika ditempuh dengan bis umum perjalanan akan memakan waktu selama setengah jam.
            Kami mendapatkan informasi dari pengurus masjid, bahwa sholat ied akan dimulai pukul setengah sepuluh. Pukul 08.00 kami keluar dari asrama dengan pakaian tebal karena suhu hari ini (jum’at,26/10) menurut berita di internet adalah minus lima derajat. Kami segera bisa mempercayainya setelah melihat kubangan-kubangan air di depan asrama sudah mulai membeku. Dengan cahaya gelap (setelah sholat subuh) kami langsung berangkat dengan harapan sampai di Himmas pukul 08.30, satu jam sebelum sholat ied di mulai. Kami berharap, kita bisa mendapatkan tempat didalam masjid.
            Pukul 08.30, kami sampai di ostanovka Dimitrova. Setelah jalan kurang lebih lima ratus meter kami pun terkejut karena ternyata, satu jam sebelum sholat dimulai, jamah sudah meluap sampai ke halaman dan parkiran masjid. Otomatis, kami harus sholat diluar masjid dengan suhu minus lima derajat.
           
Jamaah di luar masjid
Setelah menemukan tempat yang cocok, kami segera menggelar sajadah kami. Namun kami bingung, apa yang akan kami lakukan untuk satu jam kedepan sambil menunggu sholat ied. Beberapa jamaah duduk di atas sajadah. Bagi kami tidak mungkin untuk duduk di atas sajadah sedangkan lantainya adalah paving. Pasti sangat dingin.
            Kita terus mencari ide segar. Oke, kita pasang saja sajadah dan kita berdiri di atasnya agar tempat kita tidak direbut jamaah yang semakin ramai datang. Ternyata ide tersebut boleh juga. Tapi setelah lima menit diatas sajadah, telapak kaki mulai terasa sakit karena membeku. Sajadah tidak mampu menjadi penghalang dingin dari paving ke kaki.
O…tidak,” pikir ku dalam hati.
            Secepat kilat aku langsung memakai sepatu yang aku taruh di depan sajadah . Alhamdulillah, kaki langung terasa hangat. Dan ternyata, semua jamaah yang berada diluar juga bertindak sama. Mereka berdiri di depan sajadah masing-masing dengan memakai sepatu karena merasa dingin. Setelah kedinginan selama satu jam, pukul 09.30, imam langsung member aba-aba untuk sholat, dan perasaan pun lega.
Ini cerita tentang Ied terakhir ku di Yekaterinburg.

0 Comments:

Posting Komentar