Halal Tour in Russia

BAHASA RUSIA

Senin, 28 Januari 2019

Yekaterinburg Sholat Jum’ah dalam beku.

Jamaah yang harus solat di luar ruangan masjid

Jum’at (18/2), matahari memang bersinar terang. Namun hal itu belum mampu untuk menghangatkan suhu Yekaterinburg yang berada pada kisatan minus 25 derajat.
            Di jalan pertigaan jalan Chapaeva – Dekabirstov terlihat beberapa orang membuka pintu gerbang yang terbuat dari kayu. Ya, mereka adalah jamaah yang ingin menunaikan sholat jum’at. Tepat di pertigaan jalan Chapaeva dekabirstov terdapat masjid kecil yang masih dalam tahap rencana ingin dijadikan sebuah sabornaya mechet[1].

            Masjid yang berada di jalan ini diberi nama “Nur Usman” . Dia memiliki ukuran 7 X 12 m2. Dibuka pada musim gugur 2010 oleh mufti Russia Rovil Gainuddin. Dan sampai sekarang masjid ini baru mampu menampung sekitar 150 jamaah saja.
            Jamaah sudah berdatangan sejak pukul 11.00 waktu setempat (satu jam lebih lambat dengan waktu Indonesia bagian barat). Sebelum sholat dimulai, sambil menunggu jamaah berkumpul, seperti biasanya, ada salah satu jamaah yang bertugas memperdengarkan surat yasiin dan tabarak.
            Pukul 13.20 jamaah sudah memenuhi ruangan dan waktu dzuhr sudah masuk. Adzan mulai di kumandangkan lalu khotib berdiri di depan jamaah dan memulai khutbahnya.
Jamaah yang sholat di masjid ini berasal dari berbagai kalangan. Diantaranya para mahasiswa, pekerja dan pelaku bisnis dari berbagai negara seperti Uzbekistan, Tajikistan, Kirgizstan, Turkey, etnis Tatar, Russia dan sebagianya.
            Setelah sholat jum’ah selesai, imam memimpin dzikir. Sudah menjadi sebuah tradisi juga, jama’ah saling bersalaman satu persatu. Setelah selesai mereka membuat sebuah majelis yang berbentuk lingkaran. Sebagai penutup, majelis ditutup dengan doa yang dibacakan oleh imam atau orang yang ditunjuk oleh imam.

Rencana Masjid Jami’
Ide pembangunan masjid jami’ di Ekaterinburg, ibu kota Ural ini sudah dimulai sejak tahun 2008. Saat ini, di pusat kota sudah ada gereja dan sinagog, sebagai perwakilan dari agama-agama yang ada di Yekaterinburg. Rencananya, pemerintah kota menginginkan masjid ini sebagai pelengkap tempat ibadah tiga agama yang ada di pusat kota.
            Namun, pembangunan masjid bisa dikatakan statis. Sampai saat ini (tahun 2010), bangunannya masih semi permanen. Dan dipakai hanya untuk melaksanakan sholat jum’at saja. Masjid ini masih menggunakan gas tabung sebagai penghangat ruangan. Jika tabung habis atau telat datang, jamaah sholat jum’at bisa kedinginan. Listrik pun belum terpasang. Tempat untuk berwudhu juga belum ada.
            Menurut beberapa orang yang menjadi pengurus di masjid ini, harapannya, masjid ini akan dibangun bukan hanya sebagai tempat sholat, namun juga sebagai Islamic centre. Kedepannya, rencananya ditempat yang sama juga akan dibangun madrasah.
            Melihat kondisi yang ada, memang terasa sulit untuk mewujudkan harapan-harapan diatas. Namun Allah maha kuasa, jika Dia berkehendak tak ada yang bisa menghalangi.

 1 Maret 2011


[1] Masjid Jami’

0 Comments:

Posting Komentar