Halal Tour in Russia

BAHASA RUSIA

Senin, 28 Januari 2019

Malaikat di Taganski Ryad


Taganski Ryad, adalah pasar besar yang terletak di sebelah barat laut pusat kota Ekaterinburg. Jika di Cairo, Taganski adalah pasar ‘Atabah. Jika kita bawa ke Magelang, Taganskii bisa disamakan dengan pasar Rejowinangun, hanya saja, jika Rejowinangun terletak di pusat kota, Taganski Ryad terletak jauh dari kota.

Dari pusat kota ulitsa vosemo marta kita bisa naik bis nomer 57 atau angkot nomer 024. Jika lalu lintas lancar, perjalanan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit dengan Bis. Jika dengan angkot perjalanan bisa lebih cepat.
Pasar Tagansky bisa dibilang adalah pasarnya para imigran. Kebanyakan para pekerjanya adalah pendatang dari Cina, Uighur, Uzbekistan, Tajikistan, Kirkizystan, Azerbaijan bahkan dari Vietnam.
Pasar Tagansky merupakan salah satu tempat favorite ku di Yekaterinburg. Di awal-awal kedatangan, aku sering merasa bosan di asrama. Aku selalu merasa kesepian karena teringat teman-teman seasrama ku ketika di Mesir dulu. Selalu teringat kenangan sholat berjamaah, berbincang-bincang di halaman masjid, kantin dll.
Ketika di Mesir aku bersahabat dengan beberapa orang dari Uzbekistan, Tadjikistan, Tatarstan dan negara-negara bekas uni soviet lainnya. Nah, di pasar Tagansky inilah  aku merasa melihat saudara-saudara lama ku. Dan ini bisa mengobati kerinduanku.
***
Ahmadjon Mahmadaliyev
Mungkinkah dia malaikat yang diturunkan Tuhan ke bumi. Pria berusia sekitar kepala empat ini adalah pria asli suku Tajik. Dia merantau jauh ke Yekaterinburg untuk menjalankan kewajibannya sebagai tulang punggung keluarga. Namanya Ahmadjon Mahmadaliyev.
Ahmadjon mempunyai keluarga yang dia tinggal di Tajikistan. Setiap bulan, seperti para pekerja lainnya, dia harus mengirim uang untuk orang tua dan juga istri serta anak-anaknya. Sungguh pejuang hidup sejati.
Suatu waktu setelah sholat jum’at, Ruslan memberikan ku bungkusan plastic hitam.
shto takoe?[1] tanya ku penuh penasaran.
sam smotri![2] jawab Ruslan singkat.
Bungkusan plastic warna hitam dan tidak terlalu keras itu adalah jaket musim dingin. “Itu tadi amanah dari Ahmadjon, orang yang berbicara dengan mu jum’at lalu, terima saja!” Ruslan menjelaskan. Ya! Aku mengenal Ahmadjon selepas solat, jumat minggu lalu.
kalau begitu aku harus berterima kasih kepadanya,” sambut ku.
Beberapa hari kemudian aku pergi ke pasar Taganski dimana Ahmadjon bekerja. Sudah menjadi kewajibanku untuk berterima kasih kepadanya. Mungkin dia memperhatikan ku yang tidak pernah ganti jacket. Dan jaketku sudah terlihat usang.
Jaket musim dingin yang aku bawa ke Russia adalah jaket second hand yang aku beli dari pasar bekas di Parakan, harganya 90 ribu. Bagi ku jacket itu masih bagus, namun bagi orang yang faham mungkin jaket itu sudah layak untuk di musiumkan. Bayangkan saja, mana mungkin jaket bagus harganya 90 ribu.
Ahmadjon bekerja di pasar Taganski Ryad sebagai penjual gantungan baju, manikin, solasi dsb. Melihatnya kadang aku tidak tega, namun dia sendiri yang sering memintaku untuk datang menemuinya. Jika dua minggu aku tidak ke Tagansky, dia pasti akan menelepon ku.
Tebe shto nibud nado?[3] tanya Ahmadjon kepada ku sambil matanya melirik ke sepatu ku.
Rahmat, batinki novie[4] jawab ku sambil berusaha meyakinkannya, bahwa sepatu musim dingin ku baru aku beli tahun ini.
Sungguh, Aku tahu bahwa dia sangat sibuk. Namun dia sendiri yang memintaku untuk datang menemuinya. Setiap kali aku datang, aku pasti disuruh makan siang disalah satu restoran milik temannya, Wahab. Jika dia sibuk, aku kadang makan sendiri. Dan saat berpamitan, selalu dia memberiku uang dengan alasan untuk transport. Padahal untuk transport tentu saja uang tersebut sangat lebih.
Semoga Allah selalu menjaga mu serta keluargamu,” begitu doaku sebagai balasan terima kasihku.
Satu atau dua kilo daging kambing selalu dia bawakan untuk ku. Orang yang sedang belajar harus makan yang bergizi, katanya. Berawal dari mengenalnya, aku kemudian mengenal beberapa pedagang lain, seperti pedagang sepatu, handuk, jaket, kaos kaki dll.
 Suatu hari aku sempat menolak pemberiannya. Namun dia menjawab, “Najib, aku juga pernah menjadi mahasiswa jauh dari orang tua, aku tahu rasanya. Selain itu, ketahuilah, dulu ketika Ayah ku pergi haji, dia bilang bahwa dia pernah dibantu oleh orang Indonesia, oleh karenanya, semoga ini bisa menjadi amal ibadah ku dan juga ayahku. Suatu saat, jika kamu sukses, kamu tidak akan melupakan hidup ini, dan berbuat baiklah”.
Mendengarnya aku menjadi terharu. Aku berjanji, semoga Allah memberikan ku kemudahan untuk bisa berbagi, meneruskan kebaikan malaikat ini.


[1] Apa ini.
[2] Lihat saja sendiri
[3] APakah kamu butuh sesuatu?
[4] Terima kasih, sepatu saya ini masih baru.

0 Comments:

Posting Komentar