Halal Tour in Russia

BAHASA RUSIA

Senin, 28 Januari 2019

Hakimyan Sharipov Hazrat

Hakimyan Sharipov


           
Seorang lelaki berumur sekitar lima puluh empat tahun masuk dan langsung menyapa kami sedang berkumpul.
-          Assalaamu’alaikum,” ucap laki-laki tersebut dengan senyum simetris terpasang di bibirnya.
Jamaah dengan serentak menjawab salam laki-laki yang menggunakan tyubeteika[1] hijau has etnis Tatar[2].
            Setelah pertemuan dengan jamaah selesai kami pergi ke masjid yang letaknya tepat di depan madrasah. Aku dan Ruslan memasuki masjid dan langsung menuju ruangan paling awal yang terletak di sisi sebelah kanan koridor. Ruangan tersebut adalah ruangan imam masjid.

            -  O,iya ini Hakimyan Hazrat[3], dan ini Najib, Ruslan mengenalkan kami berdua. Kami pun bersalaman seperti layaknya orang yang baru berkenalan.  
Mereka asyik berbicara, sedangkan aku sibuk mengubah mimik muka ku karena terkadang tatapan mereka menuju ke arah ku. Jika pembicaraan mereka tegang, aku pun ikut memasang ekspresi tegang, jika mereka tersenyum aku juga ikut tersenyum. Padahal aku tidak faham apa yang mereka bicarakan.
            Ruslan kembali melakukan apa yang sudah dia lakukan di depan jamaah tadi. Tanpa konfirmasi, dia bilang ke Hakimyan hazrat bahwa aku akan membantunya mengajar disini. Aku pun kaget untuk ke dua kalinya.
            Ruslan meninggalkan kami berdua di ruangan imam tersebut. Aku ngobrol lama dengan Hakimyan hazrat. Meski kembali lagi aku tegaskan, ini adalah hari ke empat ku di Russia. Aku belum bisa memahami kata-katanya. Aku hanya mengangguk-anggukan kepala ku sesering mungkin.
            Sekarang giliran Hakimyan hazrat yang bertanya kepadaku, apakah aku benar ingin membantu mengajar di pengajian ini. Aku hanya membalas, in sya Allah, aku tidak bisa membalas secara pasti  dengan berbagai pertimbangan, aku belum bisa berbicara bahasa Russia. Hakimyan Hazrat kemudian menasehatiku untuk lebih bersabar dan ihlas di Russia, rela membantu saudara muslim yang menjadi minoritas.
            Ia na namaz pridu,”[4] kata Hakimyan Hazrat. Alkhamdulillah, tampaknya Hakimyan hazrat tampak senang dengan keberadaan ku.
            Setelah solat dhuhur pukul 14.30, rombongan pulang kembali ke kota. Aku pun ingin pulang namun Ruslan melarang.
            - “Ostavaite zdest do Magriba,”[5] kata Ruslan.
            Aku menyanggupinya, apa lagi ketika ku lihat wajah Hakimyan hazrat. Beliau sangat mirip dengan Abah habib Zen Al-Hady[6].
            O, moi brat iz Indonesia”[7] kata Hakimyan sambil memeluk ku. Aku sungguh bahagia, merasa mempunyai keluarga baru di Russia.
Aku mengantar rombongan bis yang akan kembali ke kota. Sebelum bis berangkat Natalia dan lilya menghampiri aku. Kami ngobrol sebentar. Mereka bertanya berapa tahun aku akan tinggal di Russia.
Mungkin tiga tahun” jawab ku.
Dua gadis tersebut mengutarakan niatnya ingin belajar membaca Al-qur’an. Sungguh, aku merasa terharu.
Aku bangga kepada kalian semua..,” ungkap ku kepada mereka.
Natalia kemudian bertanya, apa yang membuat ku ingin ke Russia. Aku belum sempat menjawab inti pertanyaannya, bis sudah akan berangkat. Akhirnya kami berpisah.
Lilya bertanya, “Ne poyedihs se nami?[8]
 Vecherom ia vernyus.”[9] Jawab ku.

Jam sore
Aku baru tahu alasan Ruslan meminta ku untuk tetap tinggal. Ternyata setelah jamaah dari kota pulang, ada gelombang lain lagi yang datang. Waktu ngaji mereka  dari ashar sampai maghrib. “Subhan Allah... Ruslan, semoga Allah menjaga mu,” kata ku dalam hati.
Kemudian ruslan memintaku untuk menemani mereka membaca Al-qur’an sampai Hakimyan hazrat tiba. Setelah itu kami sholat mahgrib. Kami sholat maghrib berjamaah. Hakimyan hazrat meminta ku untuk menjadi imam. Ya, meski dengan perasaan berat, aku menyanggupinya.
Setelah sholat aku teringat kata-kata pak Jirjis. “Cah Krapyak kuwi ono sing dadi imam nang belanda, sopo ngerti engko dadi imam nang Russia, wong NU kuwi gambare jagad, dadi engko nang jagad ngendi wae ono cah Krapyak[10] kata pak Jirjis saat aku sowan kepada beliau sebelum berangkat ke Russia. Aku hanya tersenyum, lucu.
            Selepas sholat maghrib aku berpamitan kepada jama’ah untuk pulang ke asrama. Kembali Hakimyan Hazrat memeluk aku sambil berkata, “brat, prixodite ke nam!”[11]
Insya allah, izvinite ia poka ne mogu pomoch vam[12]” jawab aku.
da, cherez god budesh horosho govorit po russki, pomojesh nam![13] kata Hakimyan hazrat sambil melepasku pulang.
            Perasaan ku sangat haru saat itu.


[1] Tyubeteika = Peci
[2] Salah satu etnis yang hidup di dataran Russia.
[3] Hazrat = Ustadz, Kyai , istilah ini dipakai oleh dikalangan muslim Russia.
[4] Saya akan datang saat waktu sholat
[5] Tinggallah disini sampai magrib.
[6] Pengasuh pengajian di Al-hady, Lapangan HEK, Kramat Jati, Jakarta timur.
[7] Saudara saya dari Indonesia.
[8] Tidak pulang bareng kita?
[9] Saya pulang sore.
[10] Anak Krapyak ada yang sudah menjadi imam di Belanda, siapa tahu kamu nanti menjadi imam di Russia. NU itu lambangnya bola bumi, jadi artinya nanti dibelahan dunia mana saja pasti ada orang Krapyak.
[11] Datang lagi, ya!
[12] Maaf kan saya karena belum bisa banyak membantu, anda !
[13] Setahun lagi, setelah kau lancara berbahasa Russia, bantu Kami !

0 Comments:

Posting Komentar