Halal Tour in Russia

BAHASA RUSIA

Senin, 28 Januari 2019

Komunitas Muslim

Komunitas Muslim Yekaterinburg



Hari ketiga, minggu 10 oktober 2010.
            Hari Ahad, jalan raya yang tampak dari jendela kamarku terlihat begitu sepi. Mungkin hari ini adalah hari libur, jadi aktivitas pagi hari juga mati. Setelah sarapan pagi, aku tanya kepada teman sekamar arah ke octanovka tsirk. Setelah mendapatkan petunjuk dari dia, aku pun keluar asrama sekitar pukul 9.30 waktu setempat.
            Jalanan begitu sepi. Seingatku, sejak keluar dari asrama, aku hanya beberapa kali berpapasan dengan orang. Mobil pun sedikit yang berlalu lalang. Sungguh hari minggu pagi Yekaterinburg seperti kota mati. Tiba-tiba aku merasa merinding teringat cerita mafia di film-film, ah parno!
            Perasaan takut yang aku alami sangatlah wajat karena hari itu adalah baru hari ketigaku di Russia. Aku belum mengenal lingkungan yang sedang aku lalui, apakah termasuk jalan aman atau tidak. Mata ku menatap dengan tidak percaya diri.
            Mungkin karena santri, selama berjalan menelusuri trotoar aku tidak lupa untuk berzikir. “Bismillah tawakkaltu ‘ala Allah wa la haula wa laa quata illa billah”. Sholawat juga tidak berhenti dari mulut ku. Sungguh ketakutan itu menyadarkan ku akan kebutuhan terhadap perlindungandari  yang Maha melindungi.
            Lima belas menit kemudian aku sampai di halte yang di katakan Ruslan, halte yang berada di depan bangunan untuk pertunjukan sirkus di jalan vosemo marta[1]. Aku berdiri disana sambil menahan dingin. Tak satupun orang yang aku kenal berada di samping ku. Sesekali ku pasang muka sangar jika ada orang yang mendekat, aku takut dipalak.
            Sigaret pojaluista!”[2] tiba-tiba seorang perempuan meminta rokok kepada ku. Busyet! Baru sekali seumur hidup aku dimintai rokok dijalan, sama cewek pula.
            Ia ne kuryu,”[3] jawab ku agak ketus. Cewek tersebut kemudian ngomel-ngomel.  Sebenarnya aku tidak tahu apakah cewek tadi ngomel atau hanya bicara biasa. Mungkin intonasinya yang tidak rata membuatku beranggapan bahwa cewek tersebut sedang ngomel.
            Menjelang jam 10 aku melihat seorang gadis muda berjilbab berjalan kearah ku. Subhan Allah, cantik bak boneka.  Meskipun bagian luar kepalanya tertutup jamper jaket, namun aku  tau kalau gadis itu berjilbab. Aku masih bisa melihat kain yang membalut leher kemudian ke atas kepalanya. Sesuatu yang mengindikasikan kalau kain itu adalah jilbab.
            Aku berniat mendekatinya, berusaha menanyakan apakah dia akan ke Oktyabi’rski, desa yang juga menjadi tujuan ku hari itu. Namun gadis tinggi itu tidak bisa diam, jalan kesana-kemari. Akhirnya ku urungkan saja niatku.
Aku mengeluarkan Quran saku dari tas lalu membacanya sambil berdiri, dengan harapan jika ada orang islam yang lewat, maka dia akan menyapa ku.
            Alkhamdulillah usaha ku berhasil. Seorang laki-laki berumur 70 tahunan mendekatiku sambil mengucapkan salam “Assalaamu’alaikum”. Nama bapak-napak tersebut Rushan.  Setelah kami berkenalan, aku katakan padanya bahwa aku anak baru di kota ini. Sekarang aku ingin pergi ke desa Oktyab’riski.
            Aku berkomunikasi dengan dia menggunakan bahasa inggris. Karena kosa kata bahasa Russia yang aku miliki belum cukup untuk ngobrol banyak. Aku katakan bahwa aku disuruh menunggu di halte ini, katanya nanti akan ada mobil yang menjemput. Dan syukur Alhamdulillah sang bapak juga memiliki tujuan yang sama dengan ku. Hati ku pun mulai lega, aku tidak akan tersesat karena sudah menemukan teman satu tujuan.

***
            Satu demi satu orang berdatangan ke arah kami berkumpul. Mereka ternyata memiliki tujuan yang sama, ke desa Oktyab’riski.  Aku semakin senang setelah melihat ternyata ada juga muslim di Yekaterinburg, Diantara rombongan tersebut ada dua gadis muda yang kemudian ku ketahui namanya Lilya dan Natalia. Natalia adalah gadis tinggi berjilbab yang aku ceritakan diatas tadi.


[1] Jalan 8 Maret
[2] Bagi rokok, dong!
[3] Saya tidak merokok.

0 Comments:

Posting Komentar